Extraverted Thinking (Te)

Pengertian Extraverted Thinking

Extraverted Thinking adalah fungsi kognitif yang membuat penggunanya menilai sesuatu berdasarkan logika eksternal. Orang-orang dengan Te yang tinggi seperti ENTJ dan ESTJ cenderung memiliki pemikiran yang strategis, suka membaca data, suka mengumpulkan informasi, dan memutuskan sesuatu berdasarkan informasi yang didapatkan.

Berbeda dengan Ti yang cenderung menciptakan pemikiran sendiri yang dalam dan subjektif, pengguna Te umumnya berpikir secara spesifik dan dinamis. Mereka kadang dipersepsi sebagai “tukang ngatur” karena sikap diri yang menganggap bahwa setiap orang harus tunduk pada pemikiran logis berdasarkan bukti yang ada.

Kata Para Tipolog tentang Extraverted Thinking

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Te oleh tokoh-tokoh tipologi.

Myers dan Briggs

Dalam MBTI Foundation, Te didefinisikan sebagai fungsi untuk mencari kelogisan dan konsistensi dunia luar. Mereka peduli dengan aturan serta hukum eksternal. Mereka juga logis dan merupakan pengambil keputusan yang analitis di lingkungannya untuk mencapai berbagai tujuan. Kata kunci fungsi kognitif ini adalah: organizing/ mengatur.

Marie L von Franz dan James Hillman

Tipe ini (Te) sering ditemukan di antara para ‘organizer’, atasan-atasan kantor, dunia usaha, dunia hukum, dan keilmuwan. Mereka bisa menjadi ensiklopedia berjalan yang sangat bermanfaat di lingkungannya. Mereka juga suka membaca buku di perpustakaan dan menggebrak dunia sains yang ‘stuck’ karena kemalasan orang-orangnya. Selain itu, mereka pun senang menciptakan suatu sistem yang jelas dengan prinsip, “Jika A maka A, jika B maka B.”

Daryl Sharp

Mereka (tipe Te) adalah orang yang bisa menciptakan keteraturan dengan begitu sempurna, baik di atas kertas maupun di kehidupan sehari-hari. Mereka menguasai fakta yang ada dan akan menciptakan kejelasan dalam situasi yang emosional (sekalipun).

Ciri-ciri Extraverted Thinking

  1. Berorientasi pada tujuan, hasil, hingga target.
  2. Fokus pada strategi, efisiensi, dan efektivitas.
  3. Mengambil simpulan menurut data non personal, bukan prinsip logika murni, etika, atau mood orang-orang.
  4. Logika bersifat dinamis, tergantung data, konteks, objek, atau situasi.
  5. Suka mengumpulkan, membaca, dan menganalisis informasi.

Extraverted Thinking pada Berbagai Posisi

Te digunakan oleh 50% tipe MBTI pada urutan 1 hingga 4. Semakin berada di posisi atas, semakin kuat dan positif fungsi tersebut. Sebaliknya, semakin di bawah posisi Te, semakin lemah dan negatif sifatnya.

Te Dominan

Di urutan pertama, Extraverted Thinking sangat mempengaruhi kepribadian seseorang. Tipe Te dom umumnya dikenal dengan ciri-ciri berikut ini.

  1. Sering dianggap sebagai pengatur di lingkungannya, terutama ketika mengerjakan sesuatu agar logis.
  2. Gaya bicara cenderung blak-blakan, kurang sensitif dengan perasaan orang-orang.
  3. Suka menciptakan sistem yang efisien dan efektif. Akan mendobrak aturan yang tidak berguna.
  4. Senang menganalisis data, baik dalam bentuk grafik, tabel, maupun teks.
  5. Mengumpulkan berbagai informasi lewat buku hingga tayangan berita.
  6. Bukan tipe yang romantis, cenderung sulit mengekspresikan perasaannya.
  7. Berpikiran strategis, sehingga gaya bicara terkesan kalkulatif atau seperti berbisnis.
  8. Tidak saklek mengikuti prinsip tertentu, cenderung pragmatis sesuai kepentingan.
  9. Suka interaksi sosial yang menstimulasi daya intelektualitas seperti perdebatan ringan atau pertukaran wawasan.
  10. Biasanya memiliki relasi yang banyak, namun sifatnya seperti relasi kerja/bisnis.

Te Auksiliari

Pada urutan kedua, Extraverted Thinking tidak selalu digunakan. Menurut John Beebe, fungsi kedua menunjukkan arketip parent atau orangtua. Sifat dari arketip parent adalah positif untuk untuk mendukung fungsi pertama (Si atau Ni). Berikut karakternya.

  1. Bukan tipe yang judgmental untuk urusan logis-tak logis, namun gaya interaksi cenderung to the point.
  2. Suka mengumpulkan informasi seperti membaca buku hingga menonton berita, meski tidak sesering Te dominan.
  3. Suka menganalisis data, baik yang dipresentasikan dalam tabel, grafik, dan lainnya.
  4. Menyukai efisiensi dan efektivitas, namun hanya akan menerapkannya untuk mendukung fungsi utama.
  5. Lebih memilih memutuskan sesuatu berdasarkan data yang ada, bukan ideologi atau idealisme pribadi.
  6. Lebih suka menyelesaikan masalah menggunakan pemikiran strategis.
  7. Suka mempelajari konsep atau teori, namun kurang suka bahasan yang terlalu abstrak seperti filsafat atau fisika kuantum.

Te Tertier

Di posisi ketiga, Extraverted Thinking lebih jarang digunakan sebab penggunanya lebih suka menggunakan Fi. Fungsi Te pun menjadi lemah sehingga ENFP dan ESFP kadang insecure pada bidang-bidang yang membutuhkan fungsi tersebut. Berikut ciri-ciri Te pada kedua tipe terkait.

  1. Suka dengan pola pikir strategis, namun lebih mementingkan idealismenya (Fi).
  2. Suka mengumpulkan informasi seperti membaca buku, namun kurang suka menganalisis data yang terlalu kompleks.
  3. Memikirkan untung rugi, namun cenderung tidak blak-blakan dengan hal tersebut.
  4. Gaya bicara yang lebih halus. Te tertiary lebih memperhatikan perasaan orang lain dibanding Te dom dan Te aux.
  5. Rentan merasa bimbang dalam pembahasan yang membutuhkan kemampuan Te tinggi. Meski paham logika Te, namun mereka konflik batin sehingga memilih Fi.

Te Inferior

Di urutan terakhir, Te bersifat lemah dan hanya muncul di saat-saat tertentu. Berikut karakteristiknya:

  1. Tidak blak-blakan, cenderung lebih misterius dengan perasaan dan pikirannya (Fi dominan).
  2. Suka mengumpulkan informasi secara periodik.
  3. Berpengetahuan luas namun cenderung kurang suka menciptakan pemikirannya sendiri.
  4. Pola pikir idealis, mengikuti evaluasi etiknya.
  5. Lebih nyaman bicara mengenai topik relasi antar manusia daripada tentang aplikasi sistem yang lebih teknis.
  6. Memandang sesuatu dari sisi kemanusiaan daripada strategi teknis.
  7. Gaya bicara lebih memperhatikan perasaan orang lain.

Extraverted Thinking di Posisi Shadow

Pada posisi shadow, Te akan termanifestasikan dengan sifat yang lebih negatif dan lemah. Tipe MBTI dengan Te terlemah adalah INFJ, ISFJ, ENFJ, dan ESFJ. Tipe-tipe ini biasanya kurang suka dengan pendekatan yang terlalu “kasar” ala Te dom. Mereka bahkan kadang membenci orang yang terlalu mengutamakan efektivitas tanpa memperhatikan aspek tradisi, kemanusiaan, dan kebersamaan sebab berbenturan dengan fungsi Fe mereka.

Tinjauan Pustaka

https://www.myersbriggs.org
Marie Louise Von Franz dan James Hillman. Lectures on Jung’s Typology. Spring Publication.
Daryl Sharp. 1936. Personality Types: Jung’s Model of Typology. Inner City Books. Toronto.

Tinggalkan komentar

You cannot copy content of this page